"Kok belum pulang, Ay?" tanya Archie.
"Iya nih papah nggak bisa jemput, mana hujan lagi jadi harus nunggu dulu deh" jawabku.
"Waduh, yaudah gua anterin deh. Tapi jas hujannya adanya yang gini (atasan dan celana terpisah), gimana dong?" tanya Archie.
"Oh yaudah gak usah gapapa kok, gua neduh dulu aja," kataku.
"Ih lu kan cewek masa sendirian malem malem hujan gini, yaudah gua temenin, ya? Nanti kalau hujannya udah reda baru gua anterin pulang," katanya.
Akhirnya dia dan aku berteduh di satu warung pecel lele, kami ngobrol dan makan disana. Hingga hujan reda, dia pun mengantarku pulang.
"Sampai deh, makasih ya Chie! Hati hati lu di jalan," ujarku.
"Iya, udah sana masuk. Gua pulang dulu ya, dadah.." ucapnya sambil pergi.
Hari terus berganti, kami menjadi semakin akrab. Ujian Nasional pun akhirnya datang, kami menjadi sibuk dan lebih fokus untuk mencari perguruan tinggi. Itu menyebabkan kami jarang berkomunikasi sampai akhirnya lost contact.
Aku lulus dan masuk di salah satu perguruan tinggi di Bekasi. Disana aku bertemu dengan teman teman baru. Kehidupan kampusku cukup menyenangkan, begitu juga dengan kehidupan cintaku. Aku sempat memiliki hubungan lagi dengan mantanku. Singkat cerita, aku putus dengannya karena satu masalah. Sampai akhirnya Archie menghubungiku lagi.
"Hai, apa kabar lu?" tanyanya dalam pesan singkat
"Baik kok, lu gimana? Kuliah dimana sekarang?" balasku
"Di UNJ, lu dimana?" tanyanya
"Gua di gundar, eh kangen banget nih, kapan ketemuan?" kataku
"Ayolah kapan, kabar kabarin aja ya" jawabnya.
Dari situ kami kembali dekat. Beberapa kali aku jalan dengannya. Semakin lama kedekatan kami terasa berbeda, aku mulai suka padanya. Sampai akhirnya dia mengutarakan perasaannya.
"Ay gua mau ngomong sama lu" kata Archie.
"Ngomong apaan?" tanyaku.
"Sebenernya, gua sayang sama lu udah dari lama. Awalnya gua takut ngomong sama lu. Waktu udah ngomong sama lu, gua jadi takut suka sama lu. Waktu udah suka, gua takut jadi jatuh cinta. Terus sekarang udah cinta, gua jadi takut kehilangan lu. Hahaha gombal banget ya, tapi serius gua. Jadi pacar gua yuk?" katanya sambil menggenggam tanganku.
Aku kaget sekaligus senang, ternyata orang yang selama ini aku suka, punya perasaan yang sama denganku.
"Lu serius?" tanyaku.
"Serius ayyy" jawabnya
"Gua juga selama ini nyaman sama lu. Gua juga sayang banget sama lu, Chie. Gua mau jadi pacar lu" kataku sambil langsung memeluknya.
"Makasih ya" sambil membalas pelukanku lebih erat.
Akhirnya kita resmi berpacaran. Aku senang sekali hari itu, lalu dia mengantarku pulang.
"Mau mampir dulu gak?" tanyaku
"Nggak usahlah udah malem, kamu udah ngantuk gitu. Masuk terus cuci muka langsung tidur ya ayang" bawelnya
"Iya ayang, kamu juga langsung pulang ya. Telepon aku kalo udah di rumah"
"Iya okee, udah sana masuk. Eh yang" panggilnya saat aku ingin membuka pintu mobil.
"Kenapa?" tanyaku. Dia langsung memeluk dan mencium keningku.
"I love you" katanya sambil tersenyum
"I love you too, dadah" jawabku sambil keluar dari mobil. Aku masuk ke rumah.
Hubungan kami terus berlanjut. Kami sering jalan bareng, aku juga suka main ke rumahnya atau sebaliknya. Dia sudah mengenal orangtuaku, begitu juga aku mengenal orangtuanya. Orangtua kami sudah akrab. Beberapa kali aku diajak ke acara keluarganya.
"Besok kamu ada acara gak yang?" tanya Archie
"Kayaknya nggak ada, kenapa?"
"Temenin aku ke nikahan sepupu aku yuk? Besok jam 7an gitu"
"Yaudah, pake baju apa ya?"
"Pake kebaya kamu yang merah aja itu cantik banget. Ntar aku batik biar sama sama merah ya"
Selama di acara pernikahan itu, dia mengenalkanku kepada keluarga besarnya. Kami juga berfoto di dekat pelaminan.
"Bentar lagi kita deh yang disitu"
"Masih lama tau, kamu nih buru buru aja"
"Biarin ajaa. Mau cepet mau lama pokoknya sama kamu"
Sampai saat ini hubungan kami masih berlanjut. Aku sayang sekali dengannya, semoga hubungan kami ini bisa terus langgeng dan terus bertahan. I love you, Chie.